Banteng asli Indonesia





Taman Nasional Baluran ditemukan oleh pria Belanda bernama A.H. Loedeboer pada tahun 1937. Sejak saat itu, pemerintah kolonial Belanda menjadikan taman ini sebagai suaka margasatwa, dan pada tahun 1980, pemerintah Indonesia menetapkannya sebagai Taman Nasional. Dengan luas sekitar 25.000 hektar, taman yang terdiri dari hutan serta padang rumput ini berada tidak jauh dari Gunung Ijen.

Taman Nasional Baluran memiliki aneka spesies pohon, yang beberapa di antaranya merupakan tanaman khas dari daerah ini, seperti widoro bukol (Ziziphus rotundifolia), mimba (Azadirachta indica), dan pilang (Acacia leucophloea). Tanaman-tanaman tersebut memiliki keistimewaan karena dapat beradaptasi dengan kondisi gersang. Pohon lain yang juga tahan terhadap kemarau adalah pohon kemiri (Aleurites moluccana), gebang (Corypha utan), api-api (Avicennia sp.), pohon asam (Tamarindus indica), gadung (Dioscorea hispida), kendal (Cordia obliqua), manting (Syzygium polyanthum), dan kepuh (Sterculia foetida).

Tak hanya menjadi tempat bagi banyak spesies pohon saja, Taman Nasional ini juga merupakan habitat bagi berbagai spesies mamalia, seperti banteng (Bos javanicus), kerbau (Bubalus bubalis), ajag (Cuon alpinus javanicus), rusa muncak (Muntiacus muntjak), rusa (Cervus timorensis), macan tutul (Panthera pardus), kancil (Tragulus javanicus), dan kucing bakau (Prionailurus viverrinus). Karena banteng merupakan hewan endemik dari Baluran, maka hewan ini menjadi maskot dari Taman Nasional Baluran. 

Selain itu, Baluran juga merupakan ‘rumah’ bagi berbagai spesies burung, diantaranya adalah burung layang-layang api langka (Hirundo rustica), ayam hutan merah (Gallus gallus), kangkareng (Anthracoceros albirotis convexus), enggang (Buceros rhinoceros), tuwuk atau tuwur Asia (Eudynamys scolopacea), merak (Pavo muticus), dan bangau tongtong (Leptoptilos javanicus).

Baluran terletak di tengah-tengah Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Banyuwangi. Untuk mencapai Taman Nasional Baluran, Sobat Pesona bisa berkendara dari arah Surabaya yang memakan waktu perjalanan sekitar 6 jam. Dari Kota Surabaya, Sobat Pesona mengarungi Jalan Pantura Timur, melewati Kota Pasuruan, Probolinggo, dan Situbondo. Setelah Banyuputih, Sobat Pesona bisa berbelok ke arah selatan. Setelah berada di Desa Wongsorejo, Sobat Pesona harus berbelok ke kiri hingga bertemu tanda: Pusat Pengunjung yang merupakan gerbang masuk menuju Taman Baluran.

kita tidak akan membahas semua fauna yang ada di taman nasional baluran ini yang berpukus kepada Banteng (Bos Javanicus )yang kita kenal banteng jawa, merupakan spesies endemik yang hanya dapat ditemui di Jawa, Madura, dan Bali. Banteng dewasa dapat tumbuh hingga 1,6 meter dengan panjang 2,3 meter. Banteng jantan memiliki berat 680-810 kilogram, sedangakan banteng betina lebih ringan. Tubuh banteng didominasi oleh warna cokelat denga bagian kaki berwarna putih. Menurut IUCN, spesies banteng ini dikategorikan dalam EN (Endangered) yang berarti hewan terancam punah.

Seperti yang kita tahu, jumlah hutan alami mengalami penurunan drastis. Hal ini tentu berdampak pada habitat banyak satwa yang terancam punah tak terkecuali Banteng Jawa. Selain hilangnya habitat alami, satwa tangguh ini juga terancam karena adanya perburuan liar akan daging dan tanduk mereka.
Akibat ancaman tersebut, mengakibatkan sekitar 80% populasi banteng menurun drastis. Bahkan diperkirakan bahwa disetiap habitat, populasi mereka tidak mencapai 100 individu.
Apakah kamu tahu bahwa Banteng Jawa sangat menyukai kebiasaan yang sama? – pada pagi hari, biasanya banteng akan mendatangi daerah rerumputan untuk mencari makan. ketika matahari sudah terik, mereka akan memanfaatkan waktunya untuk mencari sumber air dan menepi untuk beristirahat.
Waktu reproduksi Banteng Jawa ada di malam hari, dan mereka termasuk kedalam jenis satwa monoestroes atau memiliki satu musim kawin dalam setahun yang hanya terjadi pada bulan Juli hingga November.
Banteng Jawa biasanya sangat mudah dikenali karena tanduknya dan warna tubuhnya yang berbeda. Pejantan biasanya dapat tumbuh hingga 1,6 meter dengan berat mencapai 363kg.
Akan sangat mudah bagi sahabat untuk membedakan antara jantan dan betina. Pejantan dewasa biasanya memiliki kulit berwarna hitam atau coklat tua, sedangkan betina memiliki warna coklat muda atau merah bata.

Ketika berkunjung ke taman nasional baluran sobat akan lebih mengenal dekat bermacam satwa salah satunya banteng jawa ini mungkin agak sulit untuk menemuinya di padang rumput yang sangat luas ini.fauna di sisni rata-rata sudah mulai sedikit populasinya dan wisatawan akan di manjakan dengan padang rumput yang luas seperti di afrika, 

 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Banteng asli Indonesia"

Posting Komentar