Rengkong Hatong Kesenian Khas Asli Sunda


     Rengkong Hatong menjadi salah satu kesenian yang melekat dengan masyarakat agraris di tatar Pasundan. Kesenian tersebut dulunya dimainkan oleh petani, sebagai ungkapan bahagia usai melaksanakan panen. Kini Rengkong Hatong masih terus dilestarikan, seperti di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

    Para petani akan mementaskan Rengkong Hatong dengan memanggul bambu, sembari membawa hasil panen. Ketika itu, mereka akan menari sembari berjalan dengan suasana yang bahagia.

    Pelaku kesenian Rengkong Hatong di Kampung Kandangsapi, Desa Cisarandi, Kecamatan Warungkondang, Suhanda mengatakan jika hal ini merupakan bentuk syukur atas panen baik yang dicapai.

    Dari bentuknya, Rengkong Hatong dibuat dengan menggunakan tiga bahan utama yakni bambu, tali ijuk serta padi. Mulanya bambu berukuran besar sedang dan sedikit panjang diberi tambahan bambu yang lebih kecil secara vertikal di masing-masing ujungnya.Kemudian untuk mengikatnya digunakan tali ijuk yang sudah dirangkai menyerupai tali. Pada bambu kecil vertikal itu di bagian bawahnya diikatkan batang-batang padi, dengan berat mencapai 7,5 kilogram di kedua sisinya.Untuk memainkannya, seseorang tersebut akan memanggul bambu yang sisi depan dan belakangnya telah diikatkan padi.

    Salah satu yang membuat kesenian Rengkong Hatong dinantikan adalah munculnya suara mirip katak dengan cukup nyaring saat dimainkan. Suara tersebut muncul akibat gesekan dari tali ijuk yang dipasangkan di bambu dan bergerak.Para pemainnya merupakan pria dewasa sebanyak 5-6 orang dan akan menggerakkan bambu ke kanan dan ke kiri sembari berjalan.Untuk memainkan ini, mereka akan mengenakan pakaian adat Kasepuhan Sunda yang dikenal dengan nama baju kampret. Kemudian dilengkapi juga dengan celana pangsi hitam, sembari bagian kepala dihiasi dengan iket atau totopong yang merupakan tutup kepala khas Sunda.

    Seni Rengkong Hatong menurut Suhanda memiliki filosofi tersendiri sebagai bentuk keyakinan terhadap agama.

Dari bambu yang melintang saat pemain memanggulnya memiliki arti lurus kepada Tuhan, dan tusuk dari bambu kecil di dalamnya bermakna tegak dan benar saat menjalankan kehidupan.

“Bambu yang dipinggul itu artinya dalam, yakni lurus kepada Allah SWT, dan tusuknya yang di dalam bermakna tegak dan benar saat hidup, walaupun keadaan sedang tidak baik-baik saja,” lanjutnya.Mengutip Instagram Napak Jagat Pasundan, kesenian Rengkong Hatong juga populer di wilayah Bogor, Jawa Barat.

    Kesenian asli Sunda ini lahir dari budaya masyarakat agraris yang pernah hidup di daerah Bogor awal 1900-an. Nama Rengkong diambil dari nama alat yang dahulu digunakan untuk memanggul beras. Rengkong terbuat dari bambu jenis gombang yang saat itu banyak ditemukan di wilayah setempat.Hatong merupakan alat musik utama yang digunakan sebagai pengiring kesenian Rengkong dengan cara ditiup.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Rengkong Hatong Kesenian Khas Asli Sunda"

Posting Komentar